Selasa, 29 Oktober 2019

Strategi BAZNAS Kab. Gresik mengembangkan UPZ berbasis masjid.



Oleh : NASICHUN AMIN*


Fungsi utama masjid adalah tempat shalat berjama’ah khususnya shalat 5 waktu dan juga shalat jama’ah jumat. Namun fungsi fungsi lainnya sejak awal didirikannya masjid oleh Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah juga berjalan dalam kehidupan kemasyarakatan terutama di sekitar lingkungan bangunan masjid. Pengumpulan dana sosial dari umat untuk kepentingan mengembangkan ajaran agama Islam juga dimulai dari masjid. Saat ini masjid berdiri di setiap kampung bahkan di setiap gang di perkotaan khususnya di Pulau Jawa yang sangat padat penduduknya berdiri masjid.
Sampai saat ini pun fungsi sosial pengumpulan dana umat yang diarahkan untuk kegiatan sosial masih tampak di masjid-masjid. Tidak hanya di masjid, tetapi lembaga lain di masyarakat atau secara peroranganpun banyak yang melakukan kegiatan sosial ini. Masyarakat yang merasa membutuhkan berbondong bondong membajiri tempat pembagian ZIS  sampai beberapa kali timbul kericuan dalam pendistribusian  ZIS dan bahkan timbul korban jiwa karena kecerobohan dan kesemrawutan dalam pembagiannya akibat berdesak-desakan dan saling berebutan.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Muhammad Fuad Nasar sebagaimana dalam berita di bimasislam.kemenag.go.id (24 Oktober 2019) mengharapkan setiap masjid melalui pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (Takmir Masjid) bisa berinovasi dengan mendorong pengumpulan zakat dengan pendirian Unit Pengumpul Zakat (UPZ), peningkatan kompetensi pengetahuan zakat dan menjadikan tema-tema zakat untuk khutbah serta ceramah bagi ibu-ibu majelis taklim dan acara lainnya.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik sudah sejak lama mengupayakan di setiap masjid berdiri unit pengumpul zakat (UPZ) sebagai kepanjangan tangan BAZNAS dalam pengelolaan zakat sebagaimana amanat undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Paling tidak dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini perkembangan munculnya UPZ berbasis masjid bisa dirasakan oleh masyarakat Gresik dalam upaya pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah secara lebih baik. BAZNAS Kab. Gresik telah menerbitkan puluhan SK UPZ berbasis masjid. Tidak hanya BAZNAS Kab. Gresik, lembaga amil zakat yang dibentuk oleh ormas Islam seperti LAZIS NU dan LAZIS Muhammadiyah juga berlomba untuk malakukan pembinaan dalam pengeleloaan dana ZIS berbasis masjid.
Perkembangan UPZ berbasis masjid dalam binaan BAZNAS Kab. Gresik
Tahun
UPZ berbasis Masjid
UPZ non masjid
TOTAL PENGUMPULAN SELURUHNYA
Jumlah UPZ
Jumlah Total Pengumpulan ZIS
Jumlah UPZ
Jumlah Total Pengumpulan ZIS
2015
8
Rp.    507.126.200,-
123
Rp.  3.486.270.494,-
Rp.   3.993.396.644,-
2016
12
Rp.    822.775.100,-
196
Rp.  4.265.583.346,-
Rp.   5.088.358.446,-
2017
12
Rp.    454.700.600,-
228
Rp.  6.100.003.640,-
Rp.   6.554.704.240,-
2018
26
Rp. 1.193.435.000,-
205
Rp.  6.508.729.524,-
Rp.   7.702.164.524,-
2019
60
Rp. 2.850.326.600,-
238
Rp.  4.766.867.283,-
Rp.   7.617.193.883,-
(sampai dengan Sept 2019 )
Sumber : data BAZNAS Kab. Gresik

Hasil tersebut di atas tentunya baru dapat diraih dengan ikhtiyar yang tidak mudah dilakukan. Perlu strategi yang harus dipraktekkan oleh BAZNAS Kab. Gresik guna memperoleh prestasi tersebut. Menurut penulis ada beberapa strategi BAZNAS Kab. Gresik dalam mengembangkan UPZ berbasis masjid.
1.      Mengadakan sosialisasi rutin
Hampir setiap beberapa bulan sekali BAZNAS Gresik mengadakan sosialisasi pengelolaan ZIS sampai ke pelosok daerah. Kegiatan ini dilaksanakn secara khusus maupun disertakan dalam kegiatan sosial seperti pembagian santuan dan program pengobatan gratis dan program lainnya yang diselenggarakan sampai ke pelosok wilayah se Kabupaten Gresik.
2.     Mengadakan pelatihan manajemen zakat secara rutin khusus UPZ berbasis masjid
Hampir setiap dua atau satu bulan menjelang bulan suci Ramadhan BAZNAS Gresik mengadakan pembinaan khusus manajemen zakat sampai di tingkat kecamatan. Peserta yang mengikuti kegiatan ini dari utusan UPZ berbasis  masjid yang telah terbentuk maupun perwakilan takmir masjid yang belum terbentuk UPZ. Harapannya takmir masjid yang belum terbentuk UPZ segera membentuk UPZ gula melayani jamaah masjid yang ingin menyalurkan ZIS.
3.     Memberi wewenang pendataan muzakki dan menyalurkan perolehan ZIS
UPZ berbasis masjid pada dasarnya adalah bertugas mengumpulkan ZIS saja. Namun UPZ berbasis masjid sebagai ujung tombang pengelolaan zakat boleh diberi wewenang membantu melaksanakan pendataan mustahiq zakat dan para dluafa. UPZ masjid tentunya lebih mengetahui siapa saja yang masuk dalam kategori mustahiq zakat dan para dluafa yang direkomendasikannya. Setelah dana perolehan ZIS dilaporkan dan diserahkan kepada BAZNAS melalui mekanisme yang diatur, maka UPZ masjid atas nama BAZNAS mengambil dan menyalurkan atau mentasarrufkan kembali dana ZIS kepada mustahiq dan dluafa di sekitar masjid yang membutuhkan bantuan. Penyaluran ZIS bisa dilakukan secara konsumtif atau  secara produktif.
4.      Memberi tambahan dana ZIS untuk disalurkan di wilayah sekitar masjid
BAZNAS Gresik dalam pembinaan pengelolaan zakat tidak sekedar memberikan pembinaan rutin dan berkala kepada UPZ berbasis masjid, namun juga memberikan fasilitas tambahan. Diantaranya adalah menambah bonus sampai 10 % dari dana ZIS yang dikumpulkan oleh UPZ masjid tersebut dikembalikan lagi  kepada UPZ masjid untuk ditasarufkan kembali kepada mustahiq dan dluafa di wilayah sekitar masjid. Dana tersebut tentunya diambilkan dari perolehan pengumpulan ZIS dari UPZ non masjid.
Dengan empat strategi di atas kita semua berharap agar pengelolaan dana ZIS bisa lebih baik. Pentasarrufan atau penyaluran dana ZIS juga bisa lebih terarah dan tepat sasaran dengan melibatkan UPZ berbasis masjid karena takmir masjid lebih dekat, lebih memahami dan mengetahui siapa saja mustahiq dan dluafa yang membutuhkan bantuan sosial. Pemberdayaan mustahiq dan dluafa juga bisa dilakukan bekerjasama dengan program kemakmuran masjid seperti pengembangan ekonomi produktif bagi jamaah masjid dan masyarakat sekitarnya.
Beberapa prestasi lain yang diraih BAZNAS Gresik
1.      Operotar terbaik nasional entri data SIMBA 2017.
2.      Laporan Keuangan 2017 dan 2018 diaudit oleh KAP dengan hasil WTP.
3.      Pemerintah Daerah Pembina BAZNAS terbaik nasional 2017-2018
4.      Audit Quality Sistem manajeman ISO 9001:2015 dan Audit Syari’ah oleh Kanwil Kemenag Prop. Jatim.
Ke depan BAZNAS kabupaten juga harus lebih proaktif menggandengan Kantor Urusan Agama (KUA) di kecamatan masing masing. Dalam fungsi KUA diantaranya adalah bimbingan zakat bisa lebih ditingkatkan dan dioptimalkan bergandengan dengan BAZNAS kabupaten. BAZNAS dan KUA lebih bersinergi dalam program pelayanan sosial dan mewujudkan kemandirian umat melalui pengembangan zakat, infaq dan shadaqah berbasis masjid.

*) Penghulu Madya / Kepala KUA Kec. Duduksampeyan Kab. Gresik Jatim , pengurus BAZDA Gresik 2011 sd 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar