Oleh : NASICHUN AMIN*
Fungsi
utama masjid adalah tempat shalat berjama’ah khususnya shalat 5 waktu dan juga
shalat jama’ah jumat. Namun fungsi fungsi lainnya sejak awal didirikannya
masjid oleh Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah juga berjalan dalam kehidupan
kemasyarakatan terutama di sekitar lingkungan bangunan masjid. Pengumpulan dana
sosial dari umat untuk kepentingan mengembangkan ajaran agama Islam juga
dimulai dari masjid. Saat ini masjid berdiri di setiap kampung bahkan di setiap
gang di perkotaan khususnya di Pulau Jawa yang sangat padat penduduknya berdiri
masjid.
Sampai
saat ini pun fungsi sosial pengumpulan dana umat yang diarahkan untuk kegiatan
sosial masih tampak di masjid-masjid. Tidak hanya di masjid, tetapi lembaga
lain di masyarakat atau secara peroranganpun banyak yang melakukan kegiatan
sosial ini. Masyarakat yang merasa membutuhkan berbondong bondong membajiri
tempat pembagian ZIS sampai beberapa kali timbul kericuan dalam
pendistribusian ZIS dan bahkan timbul korban jiwa karena kecerobohan dan
kesemrawutan dalam pembagiannya akibat berdesak-desakan dan saling berebutan.
Direktur
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Muhammad Fuad Nasar sebagaimana dalam berita di
bimasislam.kemenag.go.id (24 Oktober 2019) mengharapkan setiap masjid melalui
pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (Takmir Masjid) bisa berinovasi dengan
mendorong pengumpulan zakat dengan pendirian Unit Pengumpul Zakat (UPZ),
peningkatan kompetensi pengetahuan zakat dan menjadikan tema-tema zakat untuk
khutbah serta ceramah bagi ibu-ibu majelis taklim dan acara lainnya.
Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik sudah sejak lama mengupayakan di
setiap masjid berdiri unit pengumpul zakat (UPZ) sebagai kepanjangan tangan
BAZNAS dalam pengelolaan zakat sebagaimana amanat undang-undang nomor 23 tahun
2011 tentang pengelolaan zakat. Paling tidak dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
ini perkembangan munculnya UPZ berbasis masjid bisa dirasakan oleh masyarakat
Gresik dalam upaya pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah secara lebih
baik. BAZNAS Kab. Gresik telah menerbitkan puluhan SK UPZ berbasis masjid. Tidak
hanya BAZNAS Kab. Gresik, lembaga amil zakat yang dibentuk oleh ormas Islam
seperti LAZIS NU dan LAZIS Muhammadiyah juga berlomba untuk malakukan pembinaan
dalam pengeleloaan dana ZIS berbasis masjid.
Perkembangan
UPZ berbasis masjid dalam binaan BAZNAS Kab. Gresik
Tahun
|
UPZ berbasis
Masjid
|
UPZ non masjid
|
TOTAL
PENGUMPULAN SELURUHNYA
|
||
Jumlah UPZ
|
Jumlah Total
Pengumpulan ZIS
|
Jumlah UPZ
|
Jumlah Total
Pengumpulan ZIS
|
||
2015
|
8
|
Rp. 507.126.200,-
|
123
|
Rp. 3.486.270.494,-
|
Rp. 3.993.396.644,-
|
2016
|
12
|
Rp. 822.775.100,-
|
196
|
Rp. 4.265.583.346,-
|
Rp. 5.088.358.446,-
|
2017
|
12
|
Rp. 454.700.600,-
|
228
|
Rp. 6.100.003.640,-
|
Rp. 6.554.704.240,-
|
2018
|
26
|
Rp.
1.193.435.000,-
|
205
|
Rp. 6.508.729.524,-
|
Rp. 7.702.164.524,-
|
2019
|
60
|
Rp. 2.850.326.600,-
|
238
|
Rp.
4.766.867.283,-
|
Rp.
7.617.193.883,-
(sampai dengan Sept 2019 )
|
Hasil
tersebut di atas tentunya baru dapat diraih dengan ikhtiyar yang tidak mudah
dilakukan. Perlu strategi yang harus dipraktekkan oleh BAZNAS Kab. Gresik guna
memperoleh prestasi tersebut. Menurut penulis ada beberapa strategi BAZNAS Kab.
Gresik dalam mengembangkan UPZ berbasis masjid.
1. Mengadakan sosialisasi rutin
Hampir setiap beberapa bulan
sekali BAZNAS Gresik mengadakan sosialisasi pengelolaan ZIS sampai ke pelosok
daerah. Kegiatan ini dilaksanakn secara khusus maupun disertakan dalam kegiatan
sosial seperti pembagian santuan dan program pengobatan gratis dan program
lainnya yang diselenggarakan sampai ke pelosok wilayah se Kabupaten Gresik.
2. Mengadakan
pelatihan manajemen zakat secara rutin khusus UPZ berbasis masjid
Hampir setiap dua atau satu bulan
menjelang bulan suci Ramadhan BAZNAS Gresik mengadakan pembinaan khusus
manajemen zakat sampai di tingkat kecamatan. Peserta yang mengikuti kegiatan
ini dari utusan UPZ berbasis masjid yang
telah terbentuk maupun perwakilan takmir masjid yang belum terbentuk UPZ.
Harapannya takmir masjid yang belum terbentuk UPZ segera membentuk UPZ gula
melayani jamaah masjid yang ingin menyalurkan ZIS.
3. Memberi
wewenang pendataan muzakki dan menyalurkan perolehan ZIS
UPZ berbasis masjid pada dasarnya
adalah bertugas mengumpulkan ZIS saja. Namun UPZ berbasis masjid sebagai ujung
tombang pengelolaan zakat boleh diberi wewenang membantu melaksanakan pendataan
mustahiq zakat dan para dluafa. UPZ masjid tentunya lebih mengetahui siapa saja
yang masuk dalam kategori mustahiq zakat dan para dluafa yang
direkomendasikannya. Setelah dana perolehan ZIS dilaporkan dan diserahkan
kepada BAZNAS melalui mekanisme yang diatur, maka UPZ masjid atas nama BAZNAS
mengambil dan menyalurkan atau mentasarrufkan kembali dana ZIS kepada mustahiq
dan dluafa di sekitar masjid yang membutuhkan bantuan. Penyaluran ZIS bisa
dilakukan secara konsumtif atau secara
produktif.
4. Memberi
tambahan dana ZIS untuk disalurkan di wilayah sekitar masjid
BAZNAS Gresik dalam pembinaan pengelolaan zakat
tidak sekedar memberikan pembinaan rutin dan berkala kepada UPZ berbasis
masjid, namun juga memberikan fasilitas tambahan. Diantaranya adalah menambah bonus
sampai 10 % dari dana ZIS yang dikumpulkan oleh UPZ masjid tersebut
dikembalikan lagi kepada UPZ masjid
untuk ditasarufkan kembali kepada mustahiq dan dluafa di wilayah sekitar
masjid. Dana tersebut tentunya diambilkan dari perolehan pengumpulan ZIS dari
UPZ non masjid.
Dengan
empat strategi di atas kita semua berharap agar pengelolaan dana ZIS bisa lebih
baik. Pentasarrufan atau penyaluran dana ZIS juga bisa lebih terarah dan tepat
sasaran dengan melibatkan UPZ berbasis masjid karena takmir masjid lebih dekat,
lebih memahami dan mengetahui siapa saja mustahiq dan dluafa yang membutuhkan
bantuan sosial. Pemberdayaan mustahiq dan dluafa juga bisa dilakukan
bekerjasama dengan program kemakmuran masjid seperti pengembangan ekonomi
produktif bagi jamaah masjid dan masyarakat sekitarnya.
Beberapa
prestasi lain yang diraih BAZNAS Gresik
1.
Operotar
terbaik nasional entri data SIMBA 2017.
2.
Laporan
Keuangan 2017 dan 2018 diaudit oleh KAP dengan hasil WTP.
3.
Pemerintah
Daerah Pembina BAZNAS terbaik nasional 2017-2018
4.
Audit
Quality Sistem manajeman ISO 9001:2015 dan Audit Syari’ah oleh Kanwil Kemenag
Prop. Jatim.
Ke
depan BAZNAS kabupaten juga harus lebih proaktif menggandengan Kantor Urusan
Agama (KUA) di kecamatan masing masing. Dalam fungsi KUA diantaranya adalah
bimbingan zakat bisa lebih ditingkatkan dan dioptimalkan bergandengan dengan
BAZNAS kabupaten. BAZNAS dan KUA lebih bersinergi dalam program pelayanan sosial
dan mewujudkan kemandirian umat melalui pengembangan zakat, infaq dan shadaqah
berbasis masjid.
*)
Penghulu Madya / Kepala KUA Kec. Duduksampeyan Kab. Gresik Jatim , pengurus
BAZDA Gresik 2011 sd 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar