Oleh Nasichun
Amin*
Agama Islam harus diyakini oleh pemeluknya sebagai agama yang
paling sempurna. Islam dalam ajarannya dan praktek ubudiyahnya penuh dengan
kemudahan bagi penganutnya. Sebagaimana firman Allah SWT “Maka bertakwalah kamu kepada Allah semaksimal
kemampuanmu” (QS. At Taghabun: 16) Termasuk dalam ibadah shalat, ibadah
yang paling agung dalam Islam. Terdapat banyak kemudahan dan keringanan di
dalamnya. Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai kemudahan dan
keringanan shalat bagi orang sakit serta tambahan keringanan untuk pasien sakit
wabah.
Pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan shalat selama dia
sadar apapun kondisinya, termasuk ketika sakit. Namun bagi orang yang sakit ada
keringanan-keringanan yang diperoleh atau bisa dimanfaatkan oleh orang sakit.
Dari beberapa sumber ada beberapa keringanan bagi orang sakit dalam
melaksanakan kewajiban ibadah shalat.
1.
Keringanan
tidak sholat berjama’ah bagi laki-laki karena termasuk halangan baginya dalam
beberapa kondisi di luar sakit pun juga. Termasuk bagi yang ingin menjaga
keselamatan diri dan keluarga karena wabah penyakit walaupun kondisinya masih
sehat, tetapi menjaga kesehatan atau menghindari bahaya lebih diutamakan
2.
Dibolehkan
menjamak shalat. Ini juga diperbolehkan dalam beberapa kondisi di luar sakit.
3.
Dibolehkan
shalat duduk bila tidak mampu berdiri dan berbaring bila tidak mampu duduk.
4.
Dibolehkan
shalat semampunya bila kemampuan terbatas, termasuk dalam masalah bersuci dari
hadats dan tempat atau pakaian yang harus suci dari najis termasuk yang
berikutnya
5.
Diperbolehkan
tidak menghadap kiblat
Allah memberi keringanan bagi hamba-hambanya
yang mempunyai kekurangan dan kelemahan sesuai dengan firmannya “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”. (Qs.
Al-Baqarah/2:286). Namun tidak begitunya kita merasa diri kita mempunyai
kelemahan dan harus tetap berusaha sesuai kemampuan kita. Dalam kaidah
fiqh disebutkan “Sesuatu yang
tidak bisa digapai semuanya, maka tidak ditinggalkan semuanya”.
Bagaimana tata
cara shalat orang sakit sudah banyak dijelaskan dalam berbagai sumber kitab
fiqh dan bisa kita peroleh dengan mudah di zaman sekarang melalui media online
walaupun tetap diutamakan untuk belajar langsung dari para kyai, ustadz yang
benar-benar menguasai ilmunya supaya bisa ditashih atau dibetulkan secara
langsung apabila salah. Orang yang belajar tata cara ibadah sendiri, baca buku
sendiri tanpa guru pembimbing yang berkompeten tidak bisa menilai apakah tata
cara shalatnya sudah benar karena tidak bisa melihat dirinya sendiri secara
sempurna. Apalagi belajar hanya melalui media online saja, bisa salah kaprah
walaupun dalam kondisi mendesak boleh saja tapi selanjutnya harus belajar
kepada guru yang berkopenten bahkan kepada guru yang mempunyai sanad atau
mendapatkan secara runtut ilmu tersebut dari guru-guru sebelumnya sampai dengan
sahabat yang bersumber dari Rosulullah Muhammad SAW sebagai pembimbing utama
kita.
Lalu bagaimana
dengan kondisi pasien yang terdampak penyakit atau sakit berupa wabah ? Sakit
biasa tidak sama dengan sakit yang dari wabah. Sakit dari wabah atau pandemic
adalah sakit yang mudah menular kepada orang lain yang sehat sehingga sakit ini
perlu perlakuan khusus apalagi bila dapat menular secara sangat cepat dan tidak
terasakan oleh penderita ataupun orang lain yang terdampak. Apabila sudah
terdampak penyakit ini atau menyadarinya , maka hanya isolasi diri harus segera
dilakukan dan dilakukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi sakit pasien atau
penderita.
Apabila
penderita mampu isolasi mandiri di rumah dengan ketentuan syarat yang sangat
ketat tentunya, maka urusan ibadah masih bisa mudah dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan situasi kamar dalam rumah yang ada. Namun apabila diisolasi di
rumah sakit atau menjadi pasien isolasi khusus maka ada beberapa tambahan
kemudahan karena kondisi di rumah biasa dan di rumah sakit jelas sangat berbeda
dalam fasilitasnya.
Menjadi pasien
di ruang isolasi di rumah sakit terdampak wabah yang sangat mudah menular
dengan ruangan khusus maka perawat dan paramedis juga memakai pakaian dan alat
khusus supaya tidak jadi korban terdampak berikutnya. Pakaian pasien juga
sangat terbatas dan aturan lebih ketat tidak boleh dijenguk langsung berhadapan
secara dekat dan banyak aturan lainnya yang diharuskan dipatuhi oleh pasien dan
keluarga pasien. Untuk itu khusus pasien dengan sakit wabah atau pandemic ini
ada tambahan keringanan diantaranya dalam masalah bersuci dari hadast atau
pakaian dan tempat yang harus bebas dari najis. Itu semua disebabkan karena
sangat diperlukan kehati-hatian dalam perawatan dan penindakan supaya pasien
bisa segera sembuh.
Semoga kita
semua terhindar dari ujian wabah saat ini dan selalu mendapatkan ma’unah dari
Allah SWT dan terhindar dari mara bahaya serta tetap dalam kondisi sehat wal
‘afiyat semangat ibadah dan bekerja hanya mengharap ridloNya.
*Penulis adalah
Penghulu Madya Kab. Gresik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar